Tuesday, January 31, 2012

seperti pelangi ....

Posted by kunangkunang^^ at 16:10 3 comments

Top of 
Kau mampu menciptakan segurat garis melengkung di wajah setiap orang, itu mengapa aku bisa merasakanmu special.. kadang rasanya iri... *ahh harusnya tidak boleh* baru kali ini aku menjumpai orang seperti mu yang bisa membagi spiritnya,,, membagi kekuatan cahayanya dalam gelap.. bahkan pelangi yang serasa indahpun tak kan mampu jika disandingi denganmu... lalu jika kau menggambarkanku laksana pemulih impian... cepat-cepat akan kuambil bantal atau selimut yang sedang mengitari tubuhku saat ini, lalu ku sembunyikan rona merah yang terlukis jelas dalam kanvas cokelat wajahku.. ITU TERLALU s-e-m-p-u-r-n-a.. lalu jika aku seperti itu, harusnya aku bisa memulihkan impian-impianku dan meniti yang ku sebut ujung pelangi.. 


lalu apa yang telah ku lakukan??? hanya duduk termenung, kemudian membiarkan sayap-sayap camar membawanya terbang tinggi, lalu menyatu bersama gumpalan awan, ataukah aku harus membiarkannya menari bersama ubur-ubur, anemon-anemon dan karaginofit yang berada di dasar lautan??

jika aku berlari ke arahmu kemudian masuk kedalam dekapanmu dan membisikkan sesuatu ditelingamu.. "maukah kamu membawaku pergi?? dari sini?? aku ingin merasakan kehangatan di tempatmu berada..." aku tau... kau akan sesegera mungkin memelukku dan menyambut kedua tanganku dengan lembut... 



Tapi aku tak pernah tau bagaimana cara untuk memulainya, bagaimana mengatakannya kepadamu, karena ada sebentuk hati yang membuatnya sedikit nampak sulit.. lalu. ketika aku berlari memeluk malam... aku menemukanmu lagi... meskipun nampak jauh.. tapi kau mampu menemani bintang, 



menukarkan apa yang kau ungkapkan sebagai pelampiasan amarah dari langit menjadi sebuah payungan keteduhan, dan cahaya itu membantu membuat kilauan bintang menjadi nampak lebih hangat.. kemudian ketika wajahku terbenam sendu..kau mengatakan pada bintang.. "kalian seperti cermin, aku iri.." dengan sunggingan kecil di bibirku aku menggeleng tak beraturan... kemudian aku tatap bintang.. aku lebih nyaman seperti ini... menemaninya bercerita.. meskipun kadang aku tak mampu bercerita...

tik.. tik.. tik...



mulai kurasakan tetesan hujan, dingin... ia menyatu dengan semilir angin membungkus seluruh tubuhku dengan udara yang sekelebat menggigit gigit kulitku dan aku mulai sedikit menggigil gemetaran, suara-suara parau muncul... percayakah kau pada hujan?? aku mematung dan seolah tercekat... kemudian dengan sekuat tenaga melawan getir aku berucap.. bukan hanya padanya, tapi pada mereka." lalu kenapa kau bersembunyi? dengan sedikit tersengal aku tidak sedang bersembunyi !!! Kamu sedang memperhatikanku, aku tau itu, lalu dia datang dengan segenap kelembutan yang dibawanya bertanya padaku "ada apa..? mutiara yang kau simpan apa baik-baik saja?" aku diam... memerhatikan wajahnya yang mulai cemas, wajah dan tingkah polosmu membuat aku ingin memelukmu setiap kau menghawatirkanku.. tapi, maaf... aku tak mampu untuk berujar lebih banyak... "diluar masih hujan?" dia hanya mengangguk pelan... "suara itu menggangguku lagi.." aku tertegun sembari menatap gundukan tanah yang tepat berada dipelukan kakiku dan meremas-remasnya berulang kali.. nampaknya dia mampu membaca kerisauan hatiku dengan jelas "apakah kau takut dan ingin bersembunyi lagi?"... aku hanya menggeleng yang seolah dipaksakan.. "bisakah aku mengikuti langkah kakimu??"

zap.. aku tiba di padang ilalang, tinggi sekali.. 




aku tak mampu melihat sekitar.. berteriak teriak memanggil nama mereka.. tak ada yang mendengar nampaknya.. hujan masih ada... Aku menangis tersedu-sedu, ketakutan.. takut yang luar biasa menyerang sebagian isi pikiranku.. aku mengumpat pada hujan, meluapkan tumpukan keputus asaanku padanya.. dengan dingin ia menatapku atau malah memalingkan tubuhnya dariku.. dan seketika berbalik mengucapkan "lalu apa yang kamu takutkan?" isakanku terhenti wajahku merona merah menahan malu, ataukah memerah karena rasanya kata-kata itu menamparku.. aku berlari menjauhinya kemudian masuk ke dalam sebuah lorong.. gelap awalnya.. kemudian setitik cahaya muncul.. nampaknya kau tak meninggalkanku.. dengan sigap aku berhamburan keluar lorong... bukit bunga... langkah kakiku terhenti dibibir lorong.. lalu dimana kebun rahasia yang ku simpan bersama bintang???? Kamu berhasil menemukannya, apa yang kusebut dengan isi hati.. kemudian yang tertinggal hanya sebuah kotak kosong, yang ketika terbuka akan ada banyak asap membumbung tinggi ke udara, menyatu bersama gula kapas putih yang berarak lembut menemani langit biru cerah kala itu...

aku melihat hujan itu bermandikan cahaya.. indah sekali... namun jika kudekati, aku takut akan mengusik mereka.. lalu ku biarkan mereka menari bersama diatas bukit bunga.. dan sesegera beranjak pergi memburu angin.. suara parau itu muncul lagi.. "peluh mengucur deras dari balik wajahmu.. kali ini tergambar jelas".. "aku menahan sakit.. sedikit sakit..." "kakiku.. terperanjat masuk kedalam kubangan itu..." aku melanjutkan...

"namun jika aku berada diantaranya, aku akan terseret kedalam sebuah blackhole yang kuciptakan sendiri..” airmataku mengucur deras, bertanya sebenarnya apa yang sedang aku pikirkan? Pikiranku menari-nari diatas airwajah yang nampak seperti aliran sungai yang beranak pinak.... apakah aku harus menyebut nyebut nama hujan, dan berbisik padanya aku membutuhkannya, tidaak tidak tidak tidak tidaakkkkk.. ribuan kali ku ulangi kata-kata itu.. aku tak boleh membiarkan diriku bergelanyut manja dibawah dekapannya lagi.. kemudian angin membantuku.. membantuku mengusap lembut wajahku kemudian mengeringkan pipiku yang sedari tadi nampak basah.. kemudian ia pergi, tak meninggalkan jejak.. kala ku tanya pada rumput, kumbang dan bunga-bunga yang menemaninya bermain dan berdendang.. kemana perginya angin yang tadi melindungiku, mereka tak tahu, dan sebagian memberikanku jawaban yang berbeda, lalu apakah aku harus mencari jejak jejak angin yang tak kan mungkin terbaca...

“kau egois.. amat sangat e-g-o-i-s” suara parau itu berkata dengan nada keras ke arah wajahku.. 




kau mencari apa yang sulit kau dapatkan.. lalu mereka.. kenapa kau sia-siakan? Kau mementingkan perasanmu heh, bodoh sekali kalau kau terus bersikap ini..
Simphoni langit jingga dengan hiasan bintang dan tetesan air hujan berseru riuh menggulingkan binar-binar kebahagiaan dalam langit berwarna keemasan itu.. pelangi... itu pelangi.. aku menunjuknya.. lalu cepat-cepat suara dari alam bawah sadarku mengelak.. "bukan.. bukan.. itu hanya nampak seperti pelangi, bukan pelangi sesungguhnya... ingat itu seperti pelangi.. bagaimanapun pelangi atau bukan pelangi.. mereka akan muncul karena bantuan cahaya dan air bahkan kau punya bintang sebagai tumpuan harapanmu juga.. mereka memiliki kekuatan yang besar.. amat sangat besar.. mintalah bantuan kepada mereka jika membutuhkannya, kau tau mereka akan selalu membantumu..." lalu jika suara parau yang kau ciptakan itu muncul lagi.. abaikan.. abaikan.. dan abaikan.. tetaplah berjalan dalam rotasi yang sudah hampir sempurna kau susun..

Senja terlihat merangkak meniti bukit dan hendak mengejar matahari di arah barat.. aku berjalan ke arah pohon mahoni besar.. memerhatikan kotak pandora yang berselimutkan cahaya keabadian.. selaksa senyum tersunging di bibirku seolah aku baru saja mengusir badai nelangsa yang menerkam liar seluruh isi otakku..
“sebenarnya yang kalian lihat itu bukanlah pelangi... terlalu sempurna jika kalian menganggap pecahan kaca yang dibiaskan oleh temaram itu adalah pelangi.. nampak sama indahnya seperti pelangi bukan? itu sebabnya aku namakan ia seperti pelangi ^__^”



Fairy Magic Hollow

Posted by kunangkunang^^ at 15:31 2 comments

Aku menunggunya dari balik jendela...



beberapa kali ku tampakkan wajahku,.. melongo keluar jendela.. mulai menghitung makhluk yang berterbangan mengitariku.. satu.. dua.. tiga.. ngg,,, e.. mpat. jemariku menunjuk lagi, kali ini jaraknya sedikit tak terjamah.. lima.. en.. nam... belum sempat ku lanjutkan... seekor peri.. ah bukan.. jika dia peri lalu kemana sayap-sayapnya???? seekor mahluk bertubuh mungil itu mendekatiku... "aku yang ketujuh" ucapnya lantang.. aku masih saja tak memerhatikannya..




"heh, aku yang ketujuh.. hallo"
"lalu siapa kau?" ucapku sedikit geram.. "aku peri yang datang dari ujung pelangi".. tawaku sedikit tertahan mendengar ucapannya tadi..
"kenapa?????? rona wajahmu seolah-olah ingin mengejekku.. dalam otakmu pasti menari nari beberapa pertanyaan kan? bagaimana bisa seekor peri tak bersayap.. iya kan???" matanya mengerjap-ngerjap memerah.. "bukan seperti itu.. hanya saja.. dibandingkan seekor peri kau tampak seperti thumbellina.." peri kecil itu hanya melipat kedua tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepala, nampaknya ia paham benar dengan situasi seperti ini.. diambil nya dua ranting kecil yang nampak rapuh itu, lalu dipatahkannya menjadi beberapa bagian dengan menggunakan kedua tangan mungil itu sembari hilir mudik, persis di depan kedua bola mataku.. ia mengumpat, menghardik, bahkan sesekali ia menggerutu tajam...

aku mengikuti langkah kakinya. kemudian membuang pandanganku bebas tak beraturan... "kemana... lama sekali dia.. biasanya urutan ketujuh..." "apa karena diluar sedang ada badai?? kemudian ia terperangkap angin dan hujan." ah.. bodoh sekali.. ini musim gugur gerutuku...
aku masih saja berada pada posisi semula...  melipat kedua tangan pada kusen jendela,kemudian meletakkan dagu tirusku diatasnya yang menopang lemas. ku perhatikan makhluk kecil itu dengan sedikit enggan, ia hanya setinggi pensil mekanik, kurang lebih seperti itu. sedari tadi ia nampak sibuk sendiri, mengotak atik sebuah patahan ranting yang sedang ia genggam, diayunkannya ranting itu laksana tongkat sihir sambil berkomat kamit dengan bahasa yang tak aku pahami. Sesekali ia menggeleng-gelengkan kepala, serasa menahan kecewa, diulanginya hal itu terus menerus, kemudian dipindahkan jemari lentiknya itu ke arah kantong baju yang terbuat dari beberapa helai kelopak mawar. Air mukanya nampak sedikit kesal, berulang kali ia berdesis, menarik nafas yang amat panjag, dengan disertai gerakan kedua bahu bidang itu beriringan.

Aku menghembuskan nafas sedikit kencang kearahnya, hal itu membuatnya maju beberapa langkah dari posisinya semula, rupanya angiin yang sengaja aku ciptakan membuatnya hampir tersungkur mendarat ke luar jendela. Ia menatapku ganas dengan kedua lengan kecil itu berlipat di pinggang, “kau sengaja ingin membunuhku heh!!!”
Aku memasang wajah sepolos-polosnya, seolah tak terjadi apapun. “mmmm.. tii..tidak, aku tak berniat seburuk itu.. kau kan seekor peri, harusnya tidak akan terjadi masalah besar bagimu jika jatuh dari ketinggian yang kurang dari satu meter ini.”
Ia meruncingkan pandangannya ke arahku, nampaknya otak kecilku mampu membacanya.. “oke..oke... “ ucapku seraya mengangkat kedua telapak tanganku.

“aku....kehilangan kekuatanku....” Ia merintih.. “itu mengapa aku tak mampu terbang....”
secepat kilat raut wajahnya kembali masam.. dengan berkacak pinggang ia mengerang padaku.

“lalu kau, kenapa kau ada disini?”
“aku... entahlah.. seingatku ketika aku tertidur.. ada seekor peri menuntunku kemari, katanya aku akan bisa kembali setelah mengembalikan semua benda yang ku curi.”

Peri kecil itu tertawa terbahak-bahak, menepuk-nepukkan kedua jemarinya ke arah lantai bahkan hingga ia terperangah jatuh. Ia masih saja tertawa membahana, sembari memegang perutnya seolah mengisyaratkan untuk berhenti  pada otak kecilnya itu. Ia menarik nafas dalam-dalam.. “oke..okee.. fegusha, berhenti!” ia mengencangkan pelukan tubuhnya dan melanjutkan kata-katanya yang keluar secara tak sempurna. “p-e-n-c-u-r-i...” kembali lagi-lagi ia berguling-guling dibatasan lantai jendela, menepuk-nepukkan genggaman tangan kecilnya...
Aku melotot ke arahnya, serasa kedua bola mataku ingin melompat keluar... “AKU BUKAN PENCURI !!! MENGERTI !!!!” “aku bahkan tak tahu apa yang telah aku ambil.. peri bodoh itu menuduhku atas apa yang tak pernah aku lakukan..”
Kemudian aku merogoh tas pinggangku, ku masukkan tanganku kedalamnya, hingga ruas-ruas jariku menyentuh sebuah kotak..

“apa ini yang dimaksud.....???”

Ia mendekat, memicingkan matanya yang bulat besar ke arah kotak yang beribu kali lebih besar dari ukuran tubuhnya itu, kemudian melompat dan bergerak dengan cepatnya.. hingga posisinya kini ada tepat di atas bahuku... ia berbisik ke arah telingaku... “cepat buka....” seolah menuruti perintahnya aku membuka kotak itu..
“................”
“waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw...  bubuk musim semi...” timpalnya kagum.
Aku menerawang... pikiranku terperangah heran, cahaya keemassan nampak menari liar menyeruak ke dinding dinding tepian jendela.. berkilaaaauu... tanganku masih mengaduk - ngaduk isi kotak itu, ku temukan tiga botol seukuran lima senti yang berjejer berurutan..

“sebenarnya aku ada dimana?” aku berbisik...
“fairy magic hollow” “batasan antara dunia mimpi dan khayal” sambungnya..
“lalu.. kenapa bisa sejauh ini ???”
ia mengangkat kedua bahunya, seolah mengisyaratkan ketidak tahuannya atas pertanyaanku.. “bukankah kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu telah mengambil sesuatu dari sini??”
“sudah ku bilang.. aku tak mengambil apapun.. TIDAK MENGAMBIL APAPUN !!” bantahku geram.. dan itu membuatnya terjatuh dari pundakku, lalu mendarat tepat di atas kotak yang telah ku tutup tadi, cepat-cepat ia bangkit dan menatap ke arahku dengan mimik penasaran..
“lalu bagaimana bisa semua benda ini ada ditanganmu?” ucapnya sambil menghentakkan kaki kanannya
“sudah ku katakan... AKU SAMA SEKALI TIDAK TAHU..” ucapku membelalak. “ia hanya mengatakan padaku untuk menemukan peri ketujuh.. ia membawa fairy dust.. dan seorang peri penjaga.. namun.. ia tiba-tiba menghilang, dan aku terdampar disini.. hampir tiga hari..”

“hmmm.. semua peri mempunyai fairy dust.. dan peri penjaga?? Masing-masing peri mempunyai tugas untuk menjaga sesuatu.. masih sulit.” Ia bergerak maju mundur sembari memegang dagu dengan ujung ibu jari dan jari telunjuknya.. “apakah yang dimaksud water fairies ataukah dryart si peri hutan? Ia kadang menjadi yang tercepat.” Ia meneruskan

“.......................” kami sibuk dengan pikiran masing-masing.
“ahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.” Ia mengagetkanku sembari meletikkan ibu jari dan jari tengah ia berkata: “yang kau butuhkan hanya mengembalikan semua ini bukan?? Baiklah akan kita mulai.”
Aku menatapnya heran, ia bergerak-gerak seperti ada yang menggelitik, dirogohnya kantong baju berkelopak bunga itu dalam-dalam, dan sebotol penuh fairy dust berada dalam genggamannya.
“iini dia..” si peri mungil itu mendekatkan telapak tangannya persis ke depan hidungku. “sedikit keajaiban.”
“untuk apa? Tugasku disini hanya menunggu hingga si peri ketujuh datang.”
Ia memukul kepalaku dengan patahan ranting..”bodoh, musim gugur akan segera berakhir.. akan sulit melakukannya jika musim dingin tiba.. kau akan sulit menemukan peri-peri yang lain.. hanya peri salju atau peri musim dingin saja yang bisa kau temukan.”
Aku masih bertanya dalam kebingunganku.. ia nampaknya mengerti kemudian mencoba memberikanku penjelasan lebih dalam tentang hal ini.
“kau harus ku ubah menjadi seukuran tubuhku, jika kau tetap berada pada sosok manusia itu akan menjadi sangat sulit, kau tak akan mampu menembus fairy magic hollow. Apa kau mau selamanya terjerembab dalam dunia ini? Dan tak kan pernah bisa kembali ke duniamu disana, jika kau tak bisa mengembalikan semuanya?” ucapnya menggodaku “bagaimana? Maukah kau menerima tawaranku?”

Aku mengangguk pelan.. tanpa banyak basa basi dibukanya botol kecil bercahaya itu, kemudian diletakkannya di atas telapak tangannya, penuh kilauan cantik yang menari nari tertiup angin, kemudian diucapkannya beberapa mantera, lalu diarahkanya ke arah wajahku dan wuuuuuuuuuuuusss seketika tubuhku terasa ringan amat sangat ringan hingga rasanya angin mampu membawaku jauh terbang tinggi. 


Kini aku seukuran dia, hanya beberapa centimeter, jendela tempatku bersandar tadi rasanya ribuan kali lebih besar, ku palingkan wajahku kearah dinding, kali ini aku mampu melihat semut yang berbaris dengan jelas, antena mereka dan bentuk tubuh mereka, tinggi sekali tempat ini pikirku.

“bagaimana rasanya menjadi seorang thumbellina?” ia tertawa geli. Aku hanya mampu memicingkan kedua bola mataku.
“oke..oke.. waktunya memake-over dirimu. Kau tak mungkin berkeliaran dengan pakaian manusia seperti ini.” Dengan sekejap ia melompat lompat dengan amat cepatnya, melewati rerumputan dibalik jendela, aku melihatnya berdiri di atas bunga lily putih, melewatinya dan kemudian menghilang dari padanganku beberapa saat..
“ini dia..” dibawanya beberapa kelopak bunga daffodil kuning, lalu menyatukannya sehingga meyerupai sehelai gaun cantik, kemudian ia menyodorkannya ke arahku “kenakanlah..”
aku masih teperangah heran, ribuan pertanyaan kali ini berkecamuk, peri tengil ini kenapa bisa tiba-tiba ingin membantuku.. aku masuk ke balik tirai jendela, beberapa saat kemudian aku keluar dengan balutan kelopak daffodil indah ini.
“awesome.. sudah ku duga kau akan nampak cantik jika memakainya.”
“terimakasih... tapi maaf.. kenapa tiba-tiba kau ingin menolongku?”
“ahahahhaaha, m-e-n-o-l-o-n-g-m-u ?? ahahhaa kau salah besar, haruskah aku menjelaskan apa yang ada dalam isi kepalaku??” “aah sudahlah, aku akan membantumu hingga kau bisa mengembalikan semuanya ketempat semula.” Ia merogoh kantong kelopak bunga mawarnya lagi. Sebuah liontin bening berbentuk setetes air itu dia keluarkan dari saku bajunya. “ini kenakanlah.” Ia melanjutkan

Aku mengalungkan liontin itu dalam lingkarang leher jenjangku.
“aku Ree Aster..”
“fegusha..” ia menyambut uluran tanganku “kenapa tidak dari tadi kau mengatakannya.. pasti akan ku berikan kau kelopak aster.” Gerutunya. “
“tak masalah, bukankah katamu aku terlihat manis mengenakan gaun ini?” ucapku sambil mengikuti langkah kakinya bergerak menjauhi pondasai jendela.
“oiya aku melupakan sesuatu.” Serunya sambil berpaling ke arahku “liontin itu, adalah garis waktu, semakin lama water fairy itu akan habis, dan liontin itu akan kosong, jika ia kosong sebelum kau menyelesaikan tugasmu mengembalikan bubuk musim semi pada tempatnya, maka kau akan mati.” Suaranya memecah keheningan.

Aku tersontak kaget, ku remas liontin air itu kencang, memutar mutarnya dan sesekali menghempaskannya ke dadaku. “mengapa tidak bilang dari awal fegusha..”
“apa? Kenapa? Kau takut? Hahaha percuma aku lupa, jika aku tidak lupa tadi pun tak akan aku katakan.” Melihat ekspresiku yang seolah pucat pasi, kemudian ia melanjutkan “ah sudahlah, ini bukan saatnya berdebat, kita harus sama-sama berjuang, lagipula aku telah memberikanmu seperempat dari fairy dustku, itu artinya aku telah kehilangan seperempat nyawaku juga kan?”
Fegusha berjalan meninggalkanku... kemudian menghilang di balik semak-semak......
“fegushaaaa... tungguuuuuu......”

Begitulah awalku mengenalnya, seorang peri yang tak bersayap dan tak mampu terbang, seorang peri yang menyebalkan dan membuatku ingin meremas-remas kedua pipinya setiap kali aku bertemu dengannya, seorang peri yang membuat seluruh otakku berpikir keras untuk menemukan jawaban mengapa dan kenapa.. lalu aku akan di bawa kemana? Seperti apa kehidupanku kelak.. bebaskah? Tertahan disini? Ataukah mati? ....

Sunday, January 29, 2012

my family.. my journey..

Posted by kunangkunang^^ at 11:01 3 comments

tak perlu jauh-jauh jika aku ingin belajar arti kerja keras dan perjuangan cukup tengok saja Bapak dan adik laki-lakiku.. sebagai kepala keluarga Bapak punya tanggung jawab besar untuk menafkahkan keluarganya.. tugas yang diembannya tak jarang mengharuskannya mendahulukan kepentingan masyarakat ketimbang kepentingan keluarga,, mengorbankan waktu berkumpul dihari-hari libur kerjanya untuk tetap menjaga keamanan... ah.. itu sudah biasa, sedangkan untuk adik laki-lakiku.. demi tugas, ia rela jauh dari kami, belajar hidup mandiri ditanah orang, bahkan kadang siap menghadapi resiko terburuk di perbatasan, tapi doa kami akan selalu menyertai.. ^__^



tak perlu jauh-jauh ketika aku ingin belajar arti kesabaran dan kasih sayang.. cukup pandangi saja wajah mamaku,, ia laksana bidadari.. benar-benar seorang wanita tangguh... Ia tau bagaimana menghadapiku ketika aku mulai mengeluh lelah pada dunia, ia tau caranya memberikanku semangat ketika aku merasa orang-orang memalingkan wajahnya dariku... ia tau bagaimana membuatku tersenyum ketika guratan kepedihan memayungi wajahku.. ia rela merawatku ketika aku terbaring lemah. membelai rambutku ku dengan lembut.. hingga aku terlelap dan merasa nyaman.. Ia bahkan rela menjaga dan menemaniku bahkan aku membuatnya sakit ketika aku sendiri tak mampu menopang tubuhku.. mama.. maafkan aku.. ^__^ ia tetap sabar dan akan selalu sabar memberikan dekapan hangat, tawa dan kebahagiaan pada keluarga kecilnya, meskipun ia sendiri kadang merasa letih.. namun ia tetap bersinar untuk kami.. ^___^



tak perlu jauh-jauh ketika aku ingin belajar arti pengorbanan dan makna hidup.. cukup ingat saja adik laki-laki bungsuku.. Ia yang lahir dengan ketidak sempurnaan itu, mampu berdiri tegak.. laksana pohon oak.. ia mampu menghadapi angin kencang, serbuan badai dan ganasnya hujan.. dengan banyak ranting yang melindunginya ia tak mudah rapuh.. bahkan ketika cuaca begitu terasa terik matahari serasa membakar kulit tubuh ini.. ia mampu menjadi penyejuk.. aku tahu, ia sering dikenai cacian, ejek-ejekan dari mereka yang tak pernah menghargai arti "perbedaan".. hanya perbedaan fisik lantas apa kita sebagai manusia harus mencibir atau mengolok-olok mereka yang terlahir berbeda??? bodoh !!! bodoh !!! mereka adalah jiwa jiwa yang diberkahi, mereka itu SPECIAL amat sangat spesial.. Adikku.. tak pernah sekalipun ia mengeluh... tak pernah sekalipun ia menyalahkan ALLah.. aku ingat hanya sekali ia bertanya pada mama.. "kenapa saya berbeda ma?" dengan cucuran airmata.. aku yang mendengarnya saja merasa terenyuh.. pasti sakit sekali.. beruntung.. Kami punya Mama Bapak yang luar biasa.. semangat mereka membakar adikku untuk tak mudah menyerah.. dan ia membuktikannya.. keterbatasn fisik itu membuatnya kebal dengan hantaman badai.. cibiran itu... berubah menjadi kekuatan bahkan dukungan dan kasih sayang.. tak ada lagi orang-orang yang membahas kekurangannya itu... ^__^ dia telah MEMBUKTIKANNYa pada kami dan drinya sendiri... 2tahun yang lalu.. saat umurnya 14 tahun.. suatu keputusan yang amat sangat berani ia ambil.. menerjang melawan ombak bahkan menukarkan nyawanya untuk sahabatnya... saat itu saat saat terburuk bagi kami.. kehilangannya.. tapi ingat.. tak ada satupun pengorbanan yang sia-sia.. semoga ALLah menempatkan Ia di sisiNya.. amin ya rabbal alamin... ^___^ i miss u so much...




aku punya mereka... yang amat sangat berharga dan aku punya ALLah tempatku kembali... ^_____^ lindungi kami dan berkahi keluarga kami Ya Allah.. amin ya rabbal alamin...





 wisuda TK ^__^



 

My Little rainbow ... ^___^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review