Tuesday, January 31, 2012

seperti pelangi ....

Posted by kunangkunang^^ at 16:10

Top of 
Kau mampu menciptakan segurat garis melengkung di wajah setiap orang, itu mengapa aku bisa merasakanmu special.. kadang rasanya iri... *ahh harusnya tidak boleh* baru kali ini aku menjumpai orang seperti mu yang bisa membagi spiritnya,,, membagi kekuatan cahayanya dalam gelap.. bahkan pelangi yang serasa indahpun tak kan mampu jika disandingi denganmu... lalu jika kau menggambarkanku laksana pemulih impian... cepat-cepat akan kuambil bantal atau selimut yang sedang mengitari tubuhku saat ini, lalu ku sembunyikan rona merah yang terlukis jelas dalam kanvas cokelat wajahku.. ITU TERLALU s-e-m-p-u-r-n-a.. lalu jika aku seperti itu, harusnya aku bisa memulihkan impian-impianku dan meniti yang ku sebut ujung pelangi.. 


lalu apa yang telah ku lakukan??? hanya duduk termenung, kemudian membiarkan sayap-sayap camar membawanya terbang tinggi, lalu menyatu bersama gumpalan awan, ataukah aku harus membiarkannya menari bersama ubur-ubur, anemon-anemon dan karaginofit yang berada di dasar lautan??

jika aku berlari ke arahmu kemudian masuk kedalam dekapanmu dan membisikkan sesuatu ditelingamu.. "maukah kamu membawaku pergi?? dari sini?? aku ingin merasakan kehangatan di tempatmu berada..." aku tau... kau akan sesegera mungkin memelukku dan menyambut kedua tanganku dengan lembut... 



Tapi aku tak pernah tau bagaimana cara untuk memulainya, bagaimana mengatakannya kepadamu, karena ada sebentuk hati yang membuatnya sedikit nampak sulit.. lalu. ketika aku berlari memeluk malam... aku menemukanmu lagi... meskipun nampak jauh.. tapi kau mampu menemani bintang, 



menukarkan apa yang kau ungkapkan sebagai pelampiasan amarah dari langit menjadi sebuah payungan keteduhan, dan cahaya itu membantu membuat kilauan bintang menjadi nampak lebih hangat.. kemudian ketika wajahku terbenam sendu..kau mengatakan pada bintang.. "kalian seperti cermin, aku iri.." dengan sunggingan kecil di bibirku aku menggeleng tak beraturan... kemudian aku tatap bintang.. aku lebih nyaman seperti ini... menemaninya bercerita.. meskipun kadang aku tak mampu bercerita...

tik.. tik.. tik...



mulai kurasakan tetesan hujan, dingin... ia menyatu dengan semilir angin membungkus seluruh tubuhku dengan udara yang sekelebat menggigit gigit kulitku dan aku mulai sedikit menggigil gemetaran, suara-suara parau muncul... percayakah kau pada hujan?? aku mematung dan seolah tercekat... kemudian dengan sekuat tenaga melawan getir aku berucap.. bukan hanya padanya, tapi pada mereka." lalu kenapa kau bersembunyi? dengan sedikit tersengal aku tidak sedang bersembunyi !!! Kamu sedang memperhatikanku, aku tau itu, lalu dia datang dengan segenap kelembutan yang dibawanya bertanya padaku "ada apa..? mutiara yang kau simpan apa baik-baik saja?" aku diam... memerhatikan wajahnya yang mulai cemas, wajah dan tingkah polosmu membuat aku ingin memelukmu setiap kau menghawatirkanku.. tapi, maaf... aku tak mampu untuk berujar lebih banyak... "diluar masih hujan?" dia hanya mengangguk pelan... "suara itu menggangguku lagi.." aku tertegun sembari menatap gundukan tanah yang tepat berada dipelukan kakiku dan meremas-remasnya berulang kali.. nampaknya dia mampu membaca kerisauan hatiku dengan jelas "apakah kau takut dan ingin bersembunyi lagi?"... aku hanya menggeleng yang seolah dipaksakan.. "bisakah aku mengikuti langkah kakimu??"

zap.. aku tiba di padang ilalang, tinggi sekali.. 




aku tak mampu melihat sekitar.. berteriak teriak memanggil nama mereka.. tak ada yang mendengar nampaknya.. hujan masih ada... Aku menangis tersedu-sedu, ketakutan.. takut yang luar biasa menyerang sebagian isi pikiranku.. aku mengumpat pada hujan, meluapkan tumpukan keputus asaanku padanya.. dengan dingin ia menatapku atau malah memalingkan tubuhnya dariku.. dan seketika berbalik mengucapkan "lalu apa yang kamu takutkan?" isakanku terhenti wajahku merona merah menahan malu, ataukah memerah karena rasanya kata-kata itu menamparku.. aku berlari menjauhinya kemudian masuk ke dalam sebuah lorong.. gelap awalnya.. kemudian setitik cahaya muncul.. nampaknya kau tak meninggalkanku.. dengan sigap aku berhamburan keluar lorong... bukit bunga... langkah kakiku terhenti dibibir lorong.. lalu dimana kebun rahasia yang ku simpan bersama bintang???? Kamu berhasil menemukannya, apa yang kusebut dengan isi hati.. kemudian yang tertinggal hanya sebuah kotak kosong, yang ketika terbuka akan ada banyak asap membumbung tinggi ke udara, menyatu bersama gula kapas putih yang berarak lembut menemani langit biru cerah kala itu...

aku melihat hujan itu bermandikan cahaya.. indah sekali... namun jika kudekati, aku takut akan mengusik mereka.. lalu ku biarkan mereka menari bersama diatas bukit bunga.. dan sesegera beranjak pergi memburu angin.. suara parau itu muncul lagi.. "peluh mengucur deras dari balik wajahmu.. kali ini tergambar jelas".. "aku menahan sakit.. sedikit sakit..." "kakiku.. terperanjat masuk kedalam kubangan itu..." aku melanjutkan...

"namun jika aku berada diantaranya, aku akan terseret kedalam sebuah blackhole yang kuciptakan sendiri..” airmataku mengucur deras, bertanya sebenarnya apa yang sedang aku pikirkan? Pikiranku menari-nari diatas airwajah yang nampak seperti aliran sungai yang beranak pinak.... apakah aku harus menyebut nyebut nama hujan, dan berbisik padanya aku membutuhkannya, tidaak tidak tidak tidak tidaakkkkk.. ribuan kali ku ulangi kata-kata itu.. aku tak boleh membiarkan diriku bergelanyut manja dibawah dekapannya lagi.. kemudian angin membantuku.. membantuku mengusap lembut wajahku kemudian mengeringkan pipiku yang sedari tadi nampak basah.. kemudian ia pergi, tak meninggalkan jejak.. kala ku tanya pada rumput, kumbang dan bunga-bunga yang menemaninya bermain dan berdendang.. kemana perginya angin yang tadi melindungiku, mereka tak tahu, dan sebagian memberikanku jawaban yang berbeda, lalu apakah aku harus mencari jejak jejak angin yang tak kan mungkin terbaca...

“kau egois.. amat sangat e-g-o-i-s” suara parau itu berkata dengan nada keras ke arah wajahku.. 




kau mencari apa yang sulit kau dapatkan.. lalu mereka.. kenapa kau sia-siakan? Kau mementingkan perasanmu heh, bodoh sekali kalau kau terus bersikap ini..
Simphoni langit jingga dengan hiasan bintang dan tetesan air hujan berseru riuh menggulingkan binar-binar kebahagiaan dalam langit berwarna keemasan itu.. pelangi... itu pelangi.. aku menunjuknya.. lalu cepat-cepat suara dari alam bawah sadarku mengelak.. "bukan.. bukan.. itu hanya nampak seperti pelangi, bukan pelangi sesungguhnya... ingat itu seperti pelangi.. bagaimanapun pelangi atau bukan pelangi.. mereka akan muncul karena bantuan cahaya dan air bahkan kau punya bintang sebagai tumpuan harapanmu juga.. mereka memiliki kekuatan yang besar.. amat sangat besar.. mintalah bantuan kepada mereka jika membutuhkannya, kau tau mereka akan selalu membantumu..." lalu jika suara parau yang kau ciptakan itu muncul lagi.. abaikan.. abaikan.. dan abaikan.. tetaplah berjalan dalam rotasi yang sudah hampir sempurna kau susun..

Senja terlihat merangkak meniti bukit dan hendak mengejar matahari di arah barat.. aku berjalan ke arah pohon mahoni besar.. memerhatikan kotak pandora yang berselimutkan cahaya keabadian.. selaksa senyum tersunging di bibirku seolah aku baru saja mengusir badai nelangsa yang menerkam liar seluruh isi otakku..
“sebenarnya yang kalian lihat itu bukanlah pelangi... terlalu sempurna jika kalian menganggap pecahan kaca yang dibiaskan oleh temaram itu adalah pelangi.. nampak sama indahnya seperti pelangi bukan? itu sebabnya aku namakan ia seperti pelangi ^__^”



 

My Little rainbow ... ^___^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review